Masa lalu bukan hal yang harus benar-benar dianggap tiada, seburuk apa.. sebaik apa.. tetap ada, karna kita telah melaluinya. Seorang akan sangat beruntung ketika ia bisa memposisikan masa lalu sebagai penyeimbang hal baru yang didapatinya, dengan effect entah sedih atau bahagia. Dalam tahap ini hati seolah diuji kepekaannya, kebijaksanaannya, dalam menentukan sebuah arti dari hal baru yang diperolehnya dengan berpedoman pada kenangan yang dimiliki dan tidak menutup kemungkinan hati akan mempertimbangkan kenangan orang lain yang ia ketahui. Sehingga hati merasa yakin, merasa nyaman, bisa tersenyum dengan mudah.. semangat tuk melangkah kembali ke posisi awal “utuh”.
Terkadang juga saat kita memikirkan hal yang telah lalu kadang hati merasa sedih.. waktu seakan berputar perlahan dengan segala tekanan yang terus menekan,prasaan yang tertahan menjadi berlipat.. hatipun berkeluh-kesah kepada hati yang ia anggap nyaman, segala masukanpun terkadang masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri dan seandainya saran itu diterima oleh hati maka akan terasa semakin sesak dipenuhi oleh prasaan hampa bercampur tekanan dan kehampaanpun menertawainya. Semua itu manusiawi bahkan sangat… dan bersyukurlah oleh prasaan itu, disisi lain, kita bisa belajar dari sikap dalam menyelesaikan soal matematika..fisika.. atau soal-soal yang menuntut ketelitian, ingatan, kesabaran pasti mempunyai kunci… tahapan… untuk memecah kebuntuhan dan itupun berlaku untuk problem kesedihan hati, sadarilah bahwa semua itu adalah sebuah proses yang akan berujung pada hasil akhir memuaskan atau tidak. Disitu letak keuntungannya untuk menyadari semua itu, “hasil yang melalui proses tanpa tahu hasil akhir, sederhananya ketika menjalani itu semua, kita tidak terlalu mementingkan hasil akhir, yang terpenting adalah usaha yang maksimal… dan ketika berada dititik akhir gagal atau berhasil kita tidak menyesali semua itu sehingga kita bisa tersenyum disaat kita membuka kenangan akan lalu… dan guratan senyum itu menjadi semangat langkah kita selanjutnya”.
Manusia hanyalah bisa berharap di kehidupan yang lalu maupun sekarang. Untuk berharap ada hal yang harus dipahami => sebelum berharap pastilah da usaha yang memunculkan kesempatan tapi sebelum itu semua “usaha, kesempatan, harapan” muncul.., ada hal yang harus terpenuhi “isyarat hati” entah berupa ucapan.. tulisan.. atau sikap.., tanpa itu semua akanlah tetap pada tempatnya.